Rabu, 14 Desember 2011

Ekslusif : CSR PT.Freeport Indonesia 2010



Sepanjang tahun 2010 program pengembangan masyarakat yang didukung oleh PT Freeport Indonesia (PTFI) dan Dana Kemitraan PTFI yang

dikelola oleh Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK), mencapai hasil yang signifi kan dan memberikan manfaat

bagi masyarakat:

Bidang Kesehatan

Pada tahun 2010, LPMAK menandatangani dua kerjasama penti ng dengan mitra utamanya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan bagi

masyarakat di Kabupaten Mimika. LPMAK dan Dinas Kesehatan Mimika menandatangani kesepakatan kerjasama selama 3 tahun yang

mencakup bidang pengembangan sistem rujukan; pelayanan kesehatan; peningkatan kapasitas pusat pengendalian penyakit (khususnya

TB dan Malaria); serta transportasi dan dukungan bagi penyelidikan kejadian luar biasa di daerah terpencil. Selain itu LPMAK dan Yayasan

Caritas Timika (YCT) menandatangani Perpanjangan Perjanjian Kerjasama terkait dengan pengelolaan RSMM. Perpanjangan kerjasama

sementara ini akan berakhir pada tanggal 31 Januari 2011 yang merupakan satu langkah penti ng dalam menegosiasikan kualitas pelayanan

kesehatan yang diberikan oleh YCT dalam pengoperasian satu-satunya rumah sakit yang berakreditasi (ti pe C) di Papua.

PTFI dan LPMAK juga melanjutkan kerjasama dengan mitra-mitranya dalam pengembangan dan pelaksanaan program kesehatan masyarakat

yang difokuskan pada masalah kesehatan ibu dan anak, pengendalian malaria, pengendalian infeksi dan penyakit menular seksual seperti

HIV & AIDS dan TB, serta dukungan infrastruktur air bersih dan sanitasi. Beberapa pencapaian penti ng dari program-program ini seperti :

dukungan pengelolaan bagi 12 Posyandu; kampanye kesehatan dan pola hidup sehat di sejumlah kampung di pedalaman Kabupaten Mimika;

penyemprotan residual di 2.354 rumah masyarakat untuk membasmi malaria; mendistribusikan 1.700 kelambu di 22 kampung; konseling

dan pelati han HIV & AIDS kepada hampir 5.000 orang dewasa dan remaja; serta pembangunan 46 unit sarana penampung air hujan dan 78

jamban keluarga bagi masyarakat di 4 kampung.

Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM) di dataran rendah dan Rumah Sakit Waa Banti (RSWB) di dataran ti nggi terus memberikan pelayanan

kesehatan yang signifi kan bagi masyarakat di Kabupaten Mimika dan sekitarnya. Sejak dioperasikan sampai tahun 2010, kedua rumah sakit

tersebut telah memberikan pelayanan bagi hampir 1,2 juta kunjungan pasien.

Bidang Pendidikan.

Biro Pendidikan LPMAK terus melanjutkan dukungan bagi pembangunan bidang pendidikan di kabupaten Mimika serta terus melakukan

upaya-upaya bagi peningkatan akses pendidikan bagi putra-putri daerah. Pada tahun 2010 Biro Pendidikan LPMAK telah menyelesaikan

pembangunan sekolah semi asrama serta sebuah pembangkit listrik mikrohidro berkekuatan 15 kilowat, untuk mendukung kebutuhan

listrik program pendidikan di kampung terpencil Tsinga. Hingga akhir 2010, LPMAK memberikan dukungan beasiswa kepada 594 pelajar akti f

yang berasal dari masyarakat lokal untuk jenjang pendidikan SD sampai Universitas. Untuk tahun 2010 saja, LPMAK telah menambah 133

penerima beasiswa baru untuk program matrikulasi yang terdiri dari 58 pelajar SMA dan 75 mahasiswa. Pada tahun 2010 terdapat 38 peserta

beasiswa yang lulus dari Akademi/Universitas. Empat orang diantaranya lulus sekolah penerbangan di Tangerang dan satu orang lulus sarjana

Kedokteran dan satu orang lulus sarjana Kedokteran Gigi.

Bidang Pengembangan Ekonomi Masyarakat.

PTFI dan LPMAK terus bekerja sama dengan berbagai mitra untuk mendukung masyarakat setempat dalam meningkatkan ketahanan

pangan dan pengembangan usaha pertanian berkelanjutan. Pada tahun 2010, Gugus Tugas Ketahanan Pangan yang terdiri dari wakil-wakil

Pemerintah Kabupaten Mimika, PTFI dan LPMAK didirikan. Tujuan dari gugus tugas ini adalah untuk berbagi sumber daya sektor publik dan

swasta untuk meningkatkan keamanan pangan bagi masyarakat yang ti nggal di daerah terpencil di dataran ti nggi. PTFI dan LPMAK, didukung

oleh Pemerintah Kabupaten Mimika, juga menandatangani perjanjian kerjasama dengan USAID untuk secara bersama membiayai program

Aliansi Pembangunan Pertanian Papua (PADA) tahap kedua. Tujuan PADA ini adalah untuk memberikan pelati han, dukungan infrastruktur, dan

bantuan rantai pasokan pertanian kepada para petani dan nelayan di enam daerah percontohan proyek, yaitu: Timika, Kokonao, Agimuga,

Jila, Wamena, dan Moanemani. Pada tahun 2010, proyek kopi di Wamena berhasil menandatangani kontrak kerjasama dengan PT Pangan Sari

Utama untuk penyediaan 12 ton kopi selama satu tahun serta mengekspor satu kontainer kopi ke luar negeri.

PTFI dan LPMAK Biro Ekonomi juga terus bekerja sama dengan berbagai mitra untuk menyediakan bantuan teknis dan akses terhadap

modal keuangan untuk usaha yang dimiliki pengusaha asal Papua melalui Usaha Skala Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dan program

kelompok ekonomi (RIGA). Pada tahun 2010, program UMKM memberikan bantuan kepada 128 perusahaan lokal asal Papua, yang berhasil

mendapatkan pendapatan kotor sekitar Rp 79,9 miliar (USD $ 8,8 juta) dan menyerap tenaga kerja untuk sekitar 1.117 orang. PTFI juga

mendampingi dan membantu 193 nelayan dari 20 kampung-kampung pesisir pantai dimana total pendapatan mereka mencapai Rp 587 juta.

Bidang Pengembangan Infrastruktur.

PTFI terus melanjutkan dukungan bagi pembangunan infrastruktur bagi masyarakat sesuai dengan komitmen yang telah disepakati bersama.

PTFI telah mendukung perbaikan 456 rumah bagi masyarakat di SP 9 dan SP 12. Sementara itu pencapaian pembangunan proyek 3 Desa di

dataran ti nggi untuk tahun 2010 adalah 80%, sementara pencapaian keseluruhan proyek berdasarkan komitmen adalah 94%.

Sebagai bagian dari komitmen PTFI dalam pembangunan infrastruktur di ti ga desa tersebut, PTFI telah menyelesaikan pembangunan lapangan

terbang (lapter) perinti s di Mulu, Tsinga, yang diharapkan dapat membuka keterisolasian wilayah terpencil di dataran ti nggi Amungme.

Dengan kehadiran lapter ini perjalanan dari Timika ke Tsinga yang sebelumnya ditempuh 4 hari perjalanan kaki, menjadi hanya 15 menit

penerbangan. Sebagai tambahan, bahan pangan dan obat-obatan yang dibutuhkan oleh masyarakat setempat dapat didistribusikan dengan

lebih cepat dan dalam kondisi lebih baik.

Bidang Hubungan Masyarakat.

PTFI senanti asa menghormati dan menempatkan masyarakat lokal sebagai salah satu pemangku kepenti ngan yang utama di sekitar area

pertambangan. Namun demikian dengan dinamika yang terjadi pada masyarakat dan serta kondisi operasi tambang yang senanti asa berubah,

maka mungkin sekali terjadi perbedaan cara pandang antara kedua belah pihak. Karena itu, PTFI senanti asa terus berusaha melakukan

pendekatan yang dapat menghasilkan solusi terbaik sehingga hubungan harmonis antara masyarakat dan PTFI dapat terus berjalan dan

memberikan manfaat terbaik bagi kedua belah pihak. Selama tahun 2010 terdapat beberapa isu signifi kan tentang hubungan masyarakat lokal

dan PTFI. Penyelesaian isu-isu tersebut ti dak dapat diselesaikan oleh PTFI sendiri, karena itu PTFI berupaya bekerjasama dengan masyarakat,

Pemerintah Daerah dan pemangku kepenti ngan lainnya untuk mencari solusi yang terbaik. Isu-isu signifi kan tersebut adalah :

Pemukiman Tidak Terencana di dan sekitar PTFI (serta 1. Masalah Pendulang Ilegal).

Terkait masalah pemukiman ti dak terencana dan pengendalian pendulangan ilegal di sekitar area PTFI, selain telah melakukan

koordinasi dengan pemerintah Kabupaten Mimika, PTFI terus mensosialisasikan keamanan dan keselamatan pendulang yang bekerja

di daerah yang berbahaya karena sering terjadi tanah longsor dan banjir. Saat ini pemerintah Kabupaten Mimika, DPRD Mimika dan

pihak Kepolisian terus berkoordinasi untuk mencari solusi terbaik untuk penanganan masalah pendulangan liar di sekitar PTFI.

Beberapa kelompok masyarakat telah mendirikan bangunan tempat ti nggal dan membuka lahan kebun di area Kuala Kencana dan

hutan lindung di sekitar area PTFI. PTFI telah berkoordinasi dan melakukan pertemuan dengan pemerintah kabupaten Mimika dan

kelompok masyarakat tersebut untuk mencari solusi bagi masalah ini. Pembukaan lahan hutan lindung serta munculnya pemukiman

yang ti dak teratur dapat meningkatkan resiko malaria di area tersebut.

2. Keluhan masyarakat.

Dalam AMDAL PTFI 300K yang sudah disetujui oleh Pemerintah, telah diprediksi bahwa sedimentasi akan terjadi di sekitar daerah

muara sungai Ajkwa dan peningkatan kegiatan tambang bawah tanah diprediksi akan mempercepat ti ngkat sedimentasi tersebut.

Dampak dari sendimentasi di muara sungai Ajkwa adalah jalur transportasi air masyarakat di area muara menjadi terganggu. PTFI

telah merespon keluhan ini melalui kerjasama dengan pihak Insti tut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya untuk melakukan

studi transportasi air bagi masyarakat di muara sungai Ajkwa. Studi tersebut diharapkan selesia pada kuartal I tahun 2011 dan bisa

memberikan rekomendasi bagi permasalahan transportasi akibat sendimentasi di muara sungai Ajkwa.

3. Forum MoU 2002.

Untuk meningkatkan hubungan yang positi f dengan pemangku kepenti ngan utama dalam menjalankan operasinya, PTFI terus

meningkatkan komunikasi dan koordinasi dengan Lembaga Musyawarah Adat Suku Amungme (LEMASA) dan Lembaga Musyawarah

Adat Suku Kamoro (LEMASKO) yang merupakan representasi dari masyarakat Amungme dan Kamoro yang memiliki hak ulayat wilayah

operasi PTFI. Pada tahun 2010, PTFI telah memfasilitasi Lokakarya Forum MoU antara kedua Lembaga Adat tersebut dengan PTFI.

Lokakarya tersebut dilakukan di Tomohon, Manado dengan agenda utama adalah pembahasan tentang Peta Hak Ulayat Tradisonal

serta rencana audit keuangan dan program dari lembaga adat yang menerima bantuan dana dari PTFI. Lokakarya tersebut diikuti

sekitar 120 orang yang mewakili masyarakat adat dan PTFI.

Keberhasilan Departemen SLD/CR dalam melaksanakan program-program pengembangan masyarakat pada tahun 2010 dapat dicapai karena

dukungan dari mitra-mitra strategis PTFI yaitu Pemerintah Daerah Kabupaten Mimika, LPMAK, Pemangku Kepenti ngan Kunci, dan masyarakat.

Program pengembangan masyarakat untuk tahun 2011 tetap memfokuskan pada upaya peningkatan pencapaian pada tahun 2010. Sejalan

dengan ini, pada tahun 2011 PTFI (melalui departemen SLD/CR) dan LPMAK akan memprioritaskan pengintegrasian program pengembangan

masyarakat dengan berbagai program yang dikerjasamakan ataupun didukung oleh pihak-pihak eksternal seperti pemerintah Kabupaten

Mimika, kelompok masyarakat, lembaga donor dan pihak swasta lainnya. Tujuan pengintegrasian ini adalah untuk mengurangi adanya

duplikasi upaya, memaksimalkan dampak program bagi masyarakat, dan untuk memasti kan keberkelanjutan program.

Tidak ada komentar: