Rabu, 14 Desember 2011

Profil : PT.Newmont Nusa Tenggara


PT Newmont Nusa Tenggara (PTNNT) merupakan perusahaan patungan yang sahamnya dimiliki oleh Nusa Tenggara Partnership (Newmont & Sumitomo), PT Pukuafu Indah (Indonesia) dan PT Multi Daerah Bersaing. Newmont dan Sumitomo bertindak sebagai operator PTNNT. PTNNT menandatangani Kontrak Karya pada 1986 dengan Pemerintah RI untuk melakukan eksplorasi dan eksploitasi di dalam wilayah Kontrak Karya di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

PTNNT menemukan cebakan tembaga porfiri pada 1990, yang kemudian diberi nama Batu Hijau. Setelah penemuan tersebut, dilakukanlah pengkajian teknis dan lingkungan selama enam tahun. Kajian tersebut disetujui Pemerintah Indonesia pada 1996 dan menjadidasar dimulainya pembangunan Proyek Tambang Batu Hijau, dengan total investasi US$ 1,8 Miliar. Proyek pembangunan tambang, pabrik dan prasarananya selesai pada 1999 dan mulai beroperasi secara penuh pada Maret 2000

LOKASI
Tambang Batu Hijau terletak di sebelah barat daya pulau Sumbawa, di Kecamatan Sekongkang, Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi NTB, Indonesia. Lokasi Batu Hijau yang berjarak 81 km dari Mataram dapat dicapai dengan menggunakan pesawat ampibi (seaplane) perusahaan atau menggunakan transportasi laut berupa ferry umum dari pelabuhan Kayangan di pulau Lombok

LAPANGAN PEKERJAAN
Tambang Batu Hijau saat ini mempekerjakan lebih dari 4.000 pekerja dan 3.000 pekerja kontrak. Lebih dari 60% pekerja berasal dari Provinsi NTB. Karyawan di Batu Hijau memiliki peluang berkelanjutan untuk mengikuti pelatihan peningkatan keterampilan sesuai dengan kebutuhan. Hal ini memberikan keuntungan ekonomi secara langsung bagi Provinsi NTB dan meningkatkan keterampilan serta kemampuan masyarakat lokal di pelbagai bidang keterampilan yang biasa digunakan di industri pertambangan modern.

Selain itu, kehadiran operasi tambang menyebabkan banyak masyarakat di sekitar tambang, secara langsung maupun tidak langsung, dapat meraih peluang kerja antara lain sebagai pemasok perlengkapan, material bangunan, bahan makanan, atau kebutuhan lain, bagi perusahaan. Di Batu Hijau, PTNNT memiliki dan menerapkan program pembelian lokal (Prakarsa Usaha Lokal), untuk mendukung peningkatan pengembangan usaha lokal.


PENDAPATAN NEGARA

Sesuai dengan ketentuan Kontrak Karya, PTNNT setiap tahun membayar pajak royalti dan non-pajak kepada Pemerintah Indonesia mencapai triliunan rupiah. Sejak 1997 hingga 2009, PTNNT telah membayarkan pajak, royalti dan non-pajak sebesar lebih dari Rp15 triliun. Penerimaan inilah yang dikelola oleh pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan kabupaten bagi pembangunan Indonesia.

KEGIATAN OPERASI

http://www.newmont.co.id/images/dot_blue.gif

Geologi

Batu Hijau merupakan cebakan tembaga porfiri dengan sedikit kandungan emas dan perak. Logam berharga tidak secara langsung dapat diperoleh karena bercampur dengan mineral lain yang tidak memiliki nilai ekonomis. Cebakan porfiri diketahui hanya memiliki kadar yang rendah. Di Batu Hijau, setiap ton bijih yang diolah hanya menghasilkan 4,87 kilogram tembaga. Sedangkan rata-rata hasil perolehan emas jauh lebih sedikit, yaitu hanya 0,37 gram dari setiap ton bijih yang diolah. Hal ini menunjukkan bahwa untuk menghasilkan sejumlah kecil logam yang dapat dijual,diperlukan kerja keras.

http://www.newmont.co.id/images/dot_blue.gif

Penambangan

Tambang Batu Hijau adalah operasi tambang terbuka di mana semua mineral berharga (tembaga, emas dan perak) ditambang dari permukaan tanah dengan menggunakan pelbagai peralatan tambang seperti alat muat (shovel) dan truk pengangkut.

Penambangan di Batu Hijau diawali dengan kegiatan pengeboran dan peledakan untuk memudahkan pengambilan bijih. Dengan peledakan, batuan terlepas dari tanah dengan diameter rata-rata 25 cm. Dengan menggunakan beberapa shovel berukuran besar, batuan dimuat ke dalam truk berkapasitas maksimal 240 ton dan kemudian diangkut menuju ke dua buah crusher (mesin penghancur). Di crusher, ukuran bijih batuan diperkecil hingga berdiameter rata-rata kurang dari 15 cm. Bijih kemudian diangkut ke pabrik pemrosesan mineral, sedangkan batuan berkadar lebih rendah diangkut ke tempat penampungan, untuk menunggu giliran pemrosesan pada waktu mendatang.

http://www.newmont.co.id/images/dot_blue.gif

Pengolahan

Dari crusher, bijih batuan diangkut dengan ban berjalan sepanjang enam kilometer ke pabrik pengolahan yang disebut konsentrator. Di konsentrator, mineral berharga dipisahkan dari batuan pembawa melalui proses penggerusan dan flotasi. Bijih batuan, setelah dicampur dengan air laut, kemudian digerus menggunakan dua penggerus yang disebut Semi Autogenous (SAG) mill dan empat buah ball mill. Setelah keluar dari ball mill,partikel halus yang terkandung dalam slurry kemudian dipompa ke separangkat tangki cyclone untuk pemisahan akhir partikel bijih.

Bubur bijih halus dari tangki cyclone dialirkan ke sejumlah tangki untuk diambil kandungan mineral berharganya. Tangki ini disebut sel flotasi. Proses flotasi ini tidak menggunakan bahan kimia secara berlebihan sehingga aman dan membantu meminimalkan dampak lingkungan. Secara fisika, proses ini memisahkan mineral berharga dari batuan pembawa dengan menggunakan gelembung udara dan reagent dalam jumlah kecil.

Terdapat dua jenis reagent yang ditambahkan dalam proses flotasi di tangki. Jenis pertama akan mengikat mineral berharga, sedangkan jenis kedua berfungsi untuk menstabilkan gelembung yang terbentuk oleh proses pengadukan.

Saat gelembung udara naik, mineral berharga atau konsentrat akan ikut terangkat ke permukaan. Lapisan gelembung ini diselimuti oleh mineral berharga yang berbentuk seperti pasir. Lapisan yang terapung di permukaan sel flotasi inilah yang disebut konsentrat.

Dari sel flotasi, konsentrat dikirim ke tangki penghilangan kadar garam yang disebut CCD (counter-current decantation). Di dalam tangki ini air laut dibuang dan konsentrat dikentalkan dengan cara mengalirkan air tawar secara berlawanan arah. Air tawar menggantikan air laut dan konsentrat mengendap di dasar tangki.

Konsentrat kemudian mengalir melalui pipa sepanjang 17,6 km menuju ke fasilitas filtrasi atau penyaringan di Benete. Konsentrat cair ini ditampung dalam tangki besar dan diaduk terus menerus untuk menghindari terjadinya pengendapan. Konsentrat kemudian disaring, untuk membuang kandungan air dalam konsentrat sampai dengan 91%, menggunakan udara bertekanan.

Setelah proses penyaringan, konsentrat akan berupa bubuk batuan halus atau pasir dan disimpan dalam gudang untuk menunggu pengapalan. Pemuatan konsentrat ke kapal menggunakan fasilitas ban berjalan. Konsentrat akhirnya dikapalkan ke sejumlah pabrik peleburan dalam negeri yakni ke PT Smelting di Gresik, Jawa Timur maupun ke luar negeri (Jepang, Korea Selatan, India, Eropa) untuk menjalani proses pemisahan dan pengambilan logam berharga, yaitu tembaga, emas dan perak. ***

Tidak ada komentar: